Jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD)
memiliki peran penting bagi perkembangan karakter anak. Sayangnya
kondisi guru pada jenjang pendidikan ini masih sangat memprihatinkan.
Padahal,
proses pembelajaran yang baik sangat bergantung pada kualitas guru yang
mengajar. Begitu pula dengan hasil pembelajaran yang bergantung pada
standar kompetensi gurunya dalam menjalankan profesinya.
Hal itu
diungkapkan Wakil Sekretaris Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini
Indonesia (Himpaudi) Provinsi Lampung Imam Santoso, Jumat (6-1). Menurut
dia, hingga saat ini 90% tenaga pendidik PAUD belum berjenjang
pendidikan S-1.
"Belum adanya lembaga pendidikan tenaga kependidikan
(LPTK) yang membuka program studi strata satu bagi guru PAUD juga
menjadi kendala. Saat ini sudah ada yang hendak membuka, tapi lulusannya
baru bisa dihasilkan dalam empat tahun mendatang," kata dia.
Di sisi
lain,
dari sekitar 6.000 guru PAUD di Lampung, masih sedikit yang
menguasai kompetensi, baik dari segi kepribadian, pedagogik,
profesionalisme hingga kompetensi sosial sebagaimana diamanatkan dalam
Permendiknas No. 58 Tahun 2009.
Selain itu, dalam hal kesejahteraan
pun masih banyak guru PAUD yang berpenghasilan Rp200 ribu per bulan,
bahkan ada yang dibayar Rp50 ribu, tergantung dari kemampuan yayasan
membayarnya.
"Salah satu strategi meningkatkan kualitas pendidikan
adalah meningkatkan kompetensi guru. Seorang guru mutlak harus memiliki
empat dimensi kompetensi tadi," kata Sekretaris Dewan Pendidikan Kota
ini.
Untuk itulah kegiatan pelatihan dan praktek pemagangan dapat
menjadi solusi meningkatkan kompetensi guru PAUD di Lampung, seperti
yang dilakukan PAUD Titah Bunda.
Imam yang juga ketua Yayasan PAUD
Titah Bunda mengatakan sebagai PAUD yang pernah meraih predikat terbaik
tingkat provinsi Lampung ini dan sempat maju dalam level nasional pada
tahun lalu, dapat dijadikan referensi bagi berbagai guru PAUD dalam
melakukan kegiatan pembelajaran dengan melakukan praktek magang.
"Kami
sebagai praktisi pendidikan memiliki kewajiban agar kualitas guru PAUD
di Lampung terus membaik. Bahkan, kami menargetkan akan mendidik 1.000
guru dalam pelatihan dan pembinaan," ujarnya.
Sebelumnya, Fasli
Jalal dalam seminar nasional PAUD di Bandar Lampung, beberapa waktu
lalu, menjelaskan pentingnya PAUD bagi anak-anak Indonesia. Generasi
penerus bangsa harus dipersiapkan dengan baik mulai dari sekarang,
sesuai dengan visi bangsa 2025.
Fasli juga menjelaskan tentang
asupan gizi yang seimbang dan pemberian stimulus bagi tumbuh kembang
anak. Ia mengutip pernyataan Benjamin S. Bloom bahwa 50% kemampuan
belajar seseorang adalah pada usia 0—4 tahun, yang disebut juga golden
age. "Otak anak berusia 3 tahun 2 kali lebih aktif dari otak orang
dewasa," kata dia.
Menurut Fasli, esensi dari PAUD adalah
pembentukan karakter, dengan membangun nilai-nilai kejujuran, disiplin,
menghargai teman sebagai fondasi dalam membangun karakter anak.
Ia mengatakan kurangnya kompetensi pedagogik guru PAUD sebenarnya karena PAUD lebih lebih banyak gerakan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa tinggalkan komentar ya..!!!